Hari Kedua, Meliuk-liuk di Permukaan Laut Jawa (5)

Clown fish bergerumul di anemon | Foto: Kevinalegion
Akhirnya artikel ini dilanjutkan juga, fyuuuuh...
---
Setelah di hari pertama kita puas menjelajah hampir seluruh bagian pemukiman Karimun Jawa, tujuan utamanya kita mempersiapkan apa yang akan kita lakukan di hari kedua, mulai dari observasi tempat oleh-oleh, spot nongkrong, dan kuliner.

Lanjut di hari kedua, sesuai rencana kita memang tidak mau bangun dan beranjak terlalu pagi untuk beraktivitas. Kita mau menikmati asiknya suasana sunrise dari dalam kamar, woohooo. Salah satu alasan kita memilih Cocohuts Inn karena posisinya berada paling atas pulau Karimun Jawa. Gegoleran di atas bukit memang paling asik ketika menikmati sajian penyegar mata. Lautan yang tidak akan ditemukan di Jakarta.

Beruntungnya jadwal kapal berangkat untuk rencana Island Hopping di jam 9, lumayan ada beberapa jam untuk gegoleran dan sarapan sebelum mulai ngajak yang pertama kali si maminya snorkeling. Beres sarapan, ambil kunci dan gaspol ke dermaga.
Dari kamar Cocohuts Inn
Lagi-lagi ada kejadian unik, ternyata 200rb per orang yang kita bayarkan untuk biaya snorkeling plus makan itu dianggap sebagai private snorkeling, Hahaha. Menurut guide, kita berdua dibebaskan untuk berkeliling ke pulau manapun yang kita mau, hanya pada saat makan siang semua kapal akan berkumpul di satu pulau. Tapi karena saya kira, jika hanya berdua sepertinya kurang asik juga teman ngobrolnya tidak terlalu banyak, akhirnya kita diskusi ke guide untuk mengajak salah satu pengunjung dan kebetulan ada satu keluarga untuk ikut di kapal kita. Lumayan buat mereka, karena saya juga membebaskan pilihan terserah keluarga ini mau kemana, kita ikut.

Satu jam menyusuri permukaan laut, akhirnya kita tiba di spot pertama. Langkah pertama saya memastikan jika pelampung yang digunakan benar-benar aman, dan badan akan terus mengapung bahkan tanpa menggunakan pelampung pun juga bisa tetap mengambang di permukaan, maklum namanya juga yang pertama kali buat si maminya.
Dan si maminya hanya bertahan sekitar setengah jam, karena engap.

Akhirnya sisa spot lainnya, saya memutuskan untuk nguyur sendiri ditemani keluarga cemara yang ikut di kapal kita. Sayangnya beberapa karang memang tergerus ombak, jadi ada beberapa lokasi yang memang kurang enak dilihat, tapi sisanya ajib, brok!
Menyelam sedikit untuk menikmati panorama yang semakin indah
Di sekitar permukaan pun ikan suka bergerombol.
Ikan anemon, jika anemon ini hilang dari habitat makan kumpulan ikan ini juga akan hilang.
Akhirnya setelah puas 3 jam naik turun air, tengah hari seluruh kapal yang mengangkut wisatawan bergerak ke Pulau Gleyang untuk makan siang. Pulau ini tidak ada penghuni, tidak ada listrik, jika kamu suka camping menyendiri tanpa ada yang menganggu, pulau ini cocok buat kamu, hanya ada satu warung yang menjajakan jualannya tetapi hanya buka ketika wisatawan datang, penjualnya pun juga berasal dari pulau Karimun Jawa.

Jadi setiap guide yang membawa pengunjung biasanya sudah membawa peralatan makan dan bahan makanan yang akan dibakar di pulau ini. Sembari menunggu makanan yang disiapkan matang, lagi-lagi kita memiliki waktu untuk gegoleran, tapi kali ini di pasir. Beberapa wisatawan mancanegara dengan sigap mengeluarkan kain untuk gegoleran, surga yang tepat untuk tanning bagi mereka. Kita yang sudah menghitam, lebih melipir untuk sekadar main ayunan, kadang selfie, kadang jalan-jalan, dan kembali gegoleran di atas kasur tambang.
Gegoleran di Pulau Gleyang
Karena ada badai, hingga jalur menuju Karimun Jawa tidak terlihat seluruh wisatawan sempat terjebak di pulau ini walaupun tidak terlalu lama, kita menunggu hingga hujan reda sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Menjelang sore akhirnya seluruh kapal bisa melanjutkan perjalanan lagi, sedangkan kapal kita melanjutkan mencari spot snorkeling lagi karena sepertinya keluarga cemara belum puas bermain air, kita hayuk, eh saya aja deh karena si maminya lebih memilih untuk menikmati berada di kapal sembari memberikan ikan yang muncul di permukaan dengan remah roti.

Selanjutnya kita mendapatkan rekomendasi dari awak kapal, sebelum gelap haram rasanya jika tidak menikmati sunset. Kapal bergerak menuju Tanjung Gelam, aktivitas yang paling nikmat lagi-lagi ya menyusuri sisi pantai dan gegoleran sambil menikmati air kelapa dan bakwan teblak, hahaha. Iya penduduk di sini menyebutnya dengan bakwan itu karena ukurannya yang lumayan lebar.

Sunset menyambut dengan manis, dan seluruh kapal bergerak untuk kembali ke dermaga. 
Biar kaya orang bule, menikmati matahari di Pantai Ujung Gelam
Menurut rekomendasi dari awak kapal, menjelang malam sempatkan untuk singgah di alun-alun. Mungkin lebih tepatnya lapangan sepakbola yang beralih fungsi menjadi alun-alun ketika menjelang malam, karena pada saat malam hari lapangan ini mendadak berubah menjadi pasar yang menjajakan oleh-oleh dan yang paling ditunggu menjajakan, Seeeeaaaaafffoooooddd!

Ritual wajib yang harus dilewati ketika wisata ke pulau atau pantai adalah menikmati sajian makanan laut yang segar. Lobster, kepiting, ikan-ikanan dan segala sajian laut tersedia di alun-alun. Jika ke Karimun Jawa kamu harus menyisihkan waktu menikmati makanan laut di sini, fresh, rata-rata dengan bumbu pedas.
Seaaafoooooddd!
Kenyang dan lelah sudah, kita kembali ke hotel dan bersiap untuk pulang esok hari. Benar-benar satu hari full menikmati seluruh panorama yang tersaji. Besok pagi kita sudah harus bersiap karena jadwal kapal pulang hanya di pagi hari.

Sampai jumpa Pulau Karimun Jawa. Mudah-mudahan kita berdua bisa kembali lagi ke sini.


---
Cerita sebelumnya,

No comments:

Post a Comment

Tiktok